BIOGRAPI SYEKH NAWAWI AL-BANTANI
Beliau Salah satu Ulama besar Banten yang sangat terkenal bukan hanya di nusantara tapi sampai ke manca negara.
Beliau adalah SyeKh Nawawi al-Bantani al-Jawi sangat kesohor... Disebut al-Bantani karena beliau berasal dari Banten, Indonesia.
Beliau bukan ulama biasa, tapi memiliki intelektual yang sangat produktif menulis kitab, meliputi fiqih,.. tauhid,.. tasawwuf,.. tafsir,.. dan hadis. Jumlahnya tidak kurang dari 115 kitab.
Ada beberapa nama yang bisa disebut sebagai tokoh Kitab Kuning Indonesia. Sebut misalnya, Syekh Nawawi Al-Bantani.. Syekh Abdul Shamad Al-Palimbani, Syekh Yusuf Makasar,.. Syekh Syamsudin Sumatrani,.. Hamzah Fansuri, Nuruddin Al-Raniri,... Sheikh Ihsan Al-Jampesi, dan Syekh Muhammad Mahfudz Al-Tirmasi.
Mereka ini termasuk kelompok ulama yang diakui tidak hanya di kalangan pesantren di Indonesia, tapi juga di beberapa universitas di luar negeri.
Dari beberapa tokoh tadi, nama Syekh Nawawi Al-Bantani boleh disebut sebagai tokoh utamanya.
KELAHIRAN
Lahir dengan nama Ab� Abdul Mu�ti Muhammad Nawawi bin �Umar bin �Arabi.
Ulama besar ini hidup dalam tradisi keagamaan yang sangat kuat.
Konon ulama yang lahir di Kampung Tanara, sebuah desa kecil di kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Propinsi Banten
(Sekarang di Kampung Pesisir, desa Pedaleman Kecamatan Tanara depan Mesjid Jami� Syaikh Nawawi Bantani) pada tahun 1230 H atau 1813 M ini bernasab kepada keturunan Maulana Hasanuddin Putra Sunan Gunung Jati, Cirebon. Keturunan ke-11 dari Sultan Banten.
Nasab beliau melalui jalur ini sampai kepada Baginda Nabi Muhammad saw. Melalui keturunan Maulana Hasanuddin yakni Pangeran Suniararas, yang makamnya hanya berjarak 500 meter dari bekas kediaman beliau di Tanara, nasab Ahlul Bait sampai ke Syaikh Nawawi.
Ayah beliau seorang Ulama Banten, �Umar bin �Arabi, ibunya bernama Zubaedah.
PENDIDIKAN
Semenjak kecil beliau memang terkenal cerdas. Otaknya dengan mudah menyerap pelajaran yang telah diberikan ayahnya sejak umur 5 tahun. Pertanyaan2 kritisnya sering membuat ayahnya bingung.
Melihat potensi yang begitu besar pada putranya, pada usia 8 tahun sang ayah mengirimkannya keberbagai pesantren di Jawa.
Beliau mula-mula mendapat bimbingan langsung dari ayahnya, kemudian berguru kapada Kyai Sahal, Banten; setelah itu mengaji kepada Kyai Yusuf, Purwakarta.
Di usia beliau yang belum lagi mencapai 15 tahun, Syaikh Nawawi telah mengajar banyak orang.
Sampai kemudian karena karamahnya yang telah mengkilap sebelia itu, beliau mencari tempat di pinggir pantai agar lebih leluasa mengajar murid-muridnya yang kian hari bertambah banyak.
Pada usia 15 tahun beliau menunaikan haji dan berguru kepada sejumlah ulama terkenal di Mekah, seperti :
Syaikh Kh�tib al-Sambasi,.. Abdul Ghani Bima, Yusuf Sumbulaweni,..
�Abdul Ham�d Daghestani,.. Syaikh Sayyid Ahmad Nahrawi,..
Syaikh Ahmad Dimyati,.. Syaikh Ahmad Zaini Dahlan,.. Syaikh Muhammad Khatib Hambali,.. dan Syaikh Junaid Al-Betawi.
Tapi guru yang paling berpengaruh adalah Syaikh Sayyid Ahmad Nahrawi,
Syaikh Junaid Al-Betawi dan Syaikh Ahmad Dimyati, ulama terkemuka di Mekah. Lewat ketiga Syaikh inilah karakter beliau terbentuk.
Selain itu juga ada dua ulama lain yang berperan besar mengubah alam pikirannya, yaitu Syaikh Muhammad Kh�tib dan Syaikh Ahmad Zaini Dahlan, ulama besar di Medinah.
Setelah merasa bekal ilmunya cukup, segeralah ia kembali ke tanah air. Ia lalu mengajar dipesantren ayahnya. Namun, kondisi tanah air agaknya tidak menguntungkan pengembangan ilmunya.
Saat itu, hampir semua ulama Islam mendapat tekanan dari penjajah Belanda. Keadaan itu tidak menyenangkan hati Nawawi.
Lagi pula, keinginannya menuntut ilmu di negeri yang telah menarik hatinya, begitu berkobar....Akhirnya, kembalilah Syekh Nawawi ke Tanah Suci.
Kecerdasan dan ketekunannya mengantarkan ia menjadi salah satu murid yang terpandang di Masjidil Haram.
Ketika Syekh Ahmad Khatib Sambas uzur menjadi Imam Masjidil Haram, Nawawi ditunjuk menggantikannya.
Sejak saat itulah ia menjadi Imam Masjidil Haram dengan panggilan Syekh Nawawi al-Jawi.
Selain menjadi Imam Masjid, ia juga mengajar dan menyelenggarakan halaqah (diskusi ilmiah) bagi murid-muridnya yang datang dari berbagai belahan dunia.
Laporan Snouck Hurgronje, orientalis yang pernah mengunjungi Mekkah ditahun 1884-1885 menyebut, Syekh Nawawi setiap harinya sejak pukul 07.30 hingga 12.00 memberikan tiga perkuliahan sesuai dengan kebutuhan jumlah muridnya.
Di antara muridnya yang berasal dari Indonesia adalah :
KH. Kholil Madura,.
K.H. Asnawi Kudus,...
K.H. Tubagus Bakri,....
KH. Arsyad Thawil dari Banten dan KH. Hasyim Asy�ari dari Jombang.
Mereka inilah yang kemudian hari menjadi ulama-ulama terkenal di tanah air.
Sejak 15 tahun sebelum kewafatannya, Syekh Nawawi sangat giat dalam menulis buku.
Akibatnya, ia tidak memiliki waktu lagi untuk mengajar.
Beliau termasuk penulis yg produktif dalam melahirkan kitab-kitab mengenai berbagai persoalan agama.
Paling tidak 34 karya Syekh Nawawi tercatat dalam Dictionary of Arabic Printed Books karya Yusuf Alias Sarkis.
Beberapa kalangan lainnya malah menyebut karya-karyanya mencapai lebih dari 100 judul, meliputi berbagai disiplin ilmu, seperti tauhid, ilmu kalam, sejarah, syari�ah, tafsir, dan lainnya. Di antara kitab yang ditulisnya dan mu�tabar (diakui secara luas)
Dikenal sebagai ulama dan pemikir yg memiliki pandangan dan pendirian yang khas, Syekh Nawawi amat konsisten dan berkomitmen kuat bagi perjuangan umat Islam.
Namun demikian, dalam menghadapi pemerintahan kolonial Hindia Belanda, ia memiliki caranya tersendiri.
Syekh Nawawi misalnya, tidak agresif dan reaksioner dalam menghadapi kaum penjajah. Tapi, itu tak berarti ia kooperatif dengan mereka.
Syekh Nawawi tetap menentang keras kerjasama dgn kolonial dalam bentuk apapun. Ia lebih suka memberikan perhatian kepada dunia ilmu dan para anak didiknya serta aktivitas dalam rangka menegakkan kebenaran dan agama Allah SWT.
Dalam bidang syari�at Islamiyah,... Syekh Nawawi mendasarkan pandangannya pada dua sumber inti Islam, Alquran dan Al-Hadis.. selain juga ijma�qiyas. Empat pijakan ini seperti yang dipakai pendiri Mazhab Syafi�iyyah, yakni Imam Syafi�i.
Mengenai ijtihad dan taklid (mengikuti salah satu ajaran), Syekh Nawawi berpendapat, bahwa yang termasuk mujtahid (ahli ijtihad) mutlak adalah ,: Imam Syafi�i,... Hanafi,... Hanbali,... dan Maliki.
Bagi keempat ulama itu, katanya, haram bertaklid, sementara selain mereka wajib bertaklid kepada salah satu keempat imam mazhab tersebut.
Pandangannya ini mungkin agak berbeda dengan kebanyakan ulama yang menilai pintu ijtihad tetaplah terbuka lebar sepanjang masa.
Barangkali, bila dalam soal mazhab fikih, memang keempat ulama itulah yg patut diikuti umat Islam kini.
Apapun, umat Islam patut bersyukur pernah memiliki ulama dan guru besar keagamaan seperti Syekh Nawawi Al-Bantani.
KARYA-KARYA
Kepakaran beliau tidak diragukan lagi. Ulama asal Mesir, Syaikh 'Umar 'Abdul Jabb�r dalam kitabnya "al-Dur�s min M�dhi al-Ta�l�m wa Hadlirih bi al-Masjidil al-Har�m� (beberapa kajian masa lalu dan masa kini tentang Pendidikan Masa kini di Masjidil Haram) menulis bahwa Syaikh Nawawi sangat produktif menulis hingga karyanya mencapai seratus judul lebih, meliputi berbagai disiplin ilmu. Banyak pula karyanya yang berupa syarah atau komentar terhadap kitab-kitab klasik.
Sebagian dari karya-karya Syaikh Nawawi di antaranya adalah sebagai berikut:
al-Tsam�r al-Y�ni�ah syarah al-Riy�dl al-Bad�ah
al-�Aqd al-Tsam�n syarah Fath al-Mub�n
Sullam al-Mun�jah syarah Saf�nah al-Shal�h
Bahjah al-Was�il syarah al-Ris�lah al-J�mi�ah bayn al-Us�l wa al-Fiqh wa al-Tasawwuf
al-Tausy�h/ Quwt al-Hab�b al-Ghar�b syarah Fath al-Qar�b al-Muj�b
Nih�yah al-Zayyin syarah Qurrah al-�Ain bi Muhimm�h al-D�n
Mar�qi al-�Ub�diyyah syarah Matan Bid�yah al-hid�yah
Nash�ih al-�Ib�d syarah al-Manbah�tu �ala al-Isti�d�d li yaum al-Mi��d
Sal�lim al-Fadhl�? syarah Mandh�mah Hid�yah al-Azkiy�?
Q�mi�u al-Thugy�n syarah Mandh�mah Syu�bu al-Im�n
al-Tafsir al-Mun�r li al-Mu��lim al-Tanz�l al-Mufassir �an wuj�h mah�sin al-Ta?wil musamm� Mur�h Lab�d li Kasyafi Ma�n� Qur?an Maj�d
Kasyf al-Mar�thiyyah syarah Matan al-Jurumiyyah
Fath al-Gh�fir al-Khathiyyah syarah Nadham al-Jurumiyyah musamm� al-Kaw�kib al-Jaliyyah
Nur al-Dhal�m �ala Mandh�mah al-Musamm�h bi �Aq�dah al-�Aww�m
Tanq�h al-Qaul al-Hats�ts syarah Lub�b al-Had�ts
Mad�rij al-Shu��d syarah Maulid al-Barzanji
Targh�b al-Must�q�n syarah Mandh�mah Maulid al-Barzanj�
Fath al-Shamad al ��lam syarah Maulid Syarif al-�An�m
Fath al-Maj�d syarah al-Durr al-Far�d
T�j�n al-Dar�ry syarah Matan al-Baij�ry
Fath al-Muj�b syarah Mukhtashar al-Khath�b
Mur�qah Shu��d al-Tashd�q syarah Sulam al-Tauf�q
K�syifah al-Saj� syarah Saf�nah al-Naj�
al-Fut�h�h al-Madaniyyah syarah al-Syu�b al-�m�niyyah
�Uq�d al-Lujain fi Bay�n Huq�q al-Zaujain
Qathr al-Ghais syarah Mas�il Ab� al-Laits
Naq�wah al-�Aq�dah Mandh�mah fi Tauh�d
al-Nahjah al-Jayyidah syarah Naq�wah al-�Aq�dah
Sul�k al-J�dah syarah Lam�ah al-Maf�dah fi bay�n al-Jumu�ah wa almu��dah
Hilyah al-Shiby�n syarah Fath al-Rahman
al-Fush�sh al-Y�qutiyyah �ala al-Raudlah al-Bah�yyah fi Abw�b al-Tashr�fiyyah
al-Riy�dl al-Fauliyyah
Mishb�h al-Dhal�m�ala Minhaj al-Atamma fi Tabw�b al-Hukm
Dzariyy�ah al-Yaq�n �ala Umm al-Bar�h�n fi al-Tauh�d
al-Ibr�z al-D�niy fi Maulid Sayyidina Muhammad al-Sayyid al-Adn�ny
Baghyah al-�Aww�m fi Syarah Maulid Sayyid al-An�m
al-Durrur al-Bahiyyah fi syarah al-Khash�ish al-Nabawiyyah
Lub�b al-bayy�n fi �Ilmi Bayy�n.
Karya tafsirnya, al-Mun�r, sangat monumental, bahkan ada yang mengatakan lebih baik dari Tafs�r Jal�lain, karya Im�m Jal�ludd�n al-Suy�thi dan Im�m Jal�ludd�n al-Mah�lli yang sangat terkenal itu.
Sementara K�syifah al-Saj� syarah merupakan syarah atau komentar terhadap kitab fiqih Saf�nah al-Naj�, karya Syaikh S�lim bin Sumeir al-Hadhramy.
Para pakar menyebut karya beliau lebih praktis ketimbang matan yang dikomentarinya.
Karya-karya beliau di bidang Ilmu Akidah misalnya T�j�n al-Dar�ry, N�r al-Dhalam, Fath al-Maj�d. Sementara dalam bidang Ilmu Hadits misalnya Tanqih al-Qaul.
Karya-karya beliau di bidang Ilmu Fiqih yakni Sullam al-Mun�jah, Nih�yah al-Zain, K�syifah al-Saj�. Adapun Q�mi�u al-Thugy�n, Nash�ih al-�Ib�d dan Minh�j al-Raghibi merupakan karya tasawwuf.
Ada lagi sebuah kitab fiqih karya beliau yang sangat terkenal di kalangan para santri pesantren di Jawa, yaitu Syarah �Uq�d al-Lujain fi Bay�n Huq�q al-Zaujain.
Hampir semua pesantren memasukkan kitab ini dalam daftar paket bacaan wajib, terutama di Bulan Ramadhan. Isinya tentang segala persoalan keluarga yang ditulis secara detail.
Hubungan antara suami dan istri dijelaskan secara rinci.
Kitab yang sangat terkenal ini menjadi rujukan selama hampir seabad.
Tapi kini, seabad kemudian kitab tersebut dikritik dan digugat, terutama oleh kalangan muslimah.
Mereka menilai kandungan kitab tersebut sudah tidak cocok lagi dengan perkembangan masa kini.
Tradisi syarah atau komentar bahkan kritik mengkritik terhadap karya beliau, tentulah tidak mengurangi kualitas kepakaran dan intelektual beliau.
KARAMAH BELIAU
Konon, pada suatu
waktu pernah beliau mengarang kitab dengan menggunakan telunjuk beliau sebagai lampu, saat itu dalam sebuah perjalanan.
Karena tidak ada cahaya dalam syuqduf yakni rumah-rumahan di punggung unta, yang beliau diami, sementara aspirasi tengah kencang mengisi kepalanya.
Syaikh Nawawi kemudian berdoa memohon kepada Allah Ta�ala agar telunjuk kirinya dapat menjadi lampu menerangi jari kanannya yang untuk menulis.
Kitab yang kemudian lahir dengan nama Mar�qi al-�Ubudiyyah syarah Matan Bid�yah al-Hidayah itu harus dibayar beliau dengan cacat pada jari telunjuk kirinya.
Cahaya yang diberikan Allah pada jari telunjuk kiri beliau itu membawa bekas yang tidak hilang.
Karamah beliau yang lain juga diperlihatkannya di saat mengunjungi salah satu masjid di Jakarta yakni Masjid Pekojan.
Masjid yang dibangun oleh salah seorang keturunan cucu Rasulullah SAW.. Sayyid Utsm�n bin �Ag�l bin Yahya al-�Alawi, Ulama dan Mufti Betawi
(sekarang ibukota Jakarta), itu ternyata memiliki kiblat yang salah.
Padahal yang menentukan kiblat bagi mesjid itu adalah Sayyid Utsm�n sendiri.
Tak ayal , saat seorang anak remaja yang tak dikenalnya menyalahkan penentuan kiblat,... kagetlah Sayyid Utsm�n.
Diskusipun terjadi dengan seru antara mereka berdua.
Sayyid Utsm�n tetap berpendirian kiblat Mesjid Pekojan sudah benar. Sementara Syaikh Nawawi remaja berpendapat arah kiblat mesti dibetulkan. Saat kesepakatan tak bisa diraih karena masing-masing mempertahankan pendapatnya dengan keras,
Syaikh Nawawi remaja menarik lengan baju lengan Sayyid Utsm�n.
Dirapatkan tubuhnya agar bisa saling mendekat.
�Lihatlah Sayyid!, itulah Ka?bah tempat Kiblat kita. Lihat dan perhatikanlah! Tidakkah Ka?bah itu terlihat amat jelas..? Sementara Kiblat masjid ini agak kekiri. Maka perlulah kiblatnya digeser ke kanan agar tepat menghadap ke Ka?bah". Ujar Syaikh Nawawi remaja.
Sayyid Utsm�n termangu. Ka?bah yang ia lihat dengan mengikuti telunjuk Syaikh Nawawi remaja memang terlihat jelas.
Sayyid Utsm�n merasa takjub dan menyadari , remaja yang bertubuh kecil di hadapannya ini telah dikaruniai kemuliaan, yakni terbukanya nur basyariyyah. Dengan karamah itu, di manapun beliau berada Ka?bah tetap terlihat.
Dengan penuh hormat, Sayyid Utsm�n langsung memeluk tubuh kecil beliau. Sampai saat ini, jika kita mengunjungi Masjid Pekojan akan terlihat kiblat digeser, tidak sesuai aslinya.
Telah menjadi kebijakan Pemerintah Arab Saudi bahwa orang yang telah dikubur selama setahun kuburannya harus digali. Tulang belulang si mayat kemudian diambil dan disatukan dengan tulang belulang mayat lainnya. Selanjutnya semua tulang itu dikuburkan di tempat lain di luar kota.
Lubang kubur yang dibongkar dibiarkan tetap terbuka hingga datang jenazah berikutnya terus silih berganti.
Kebijakan ini dijalankan tanpa pandang bulu. Siapapun dia, pejabat atau orang biasa, saudagar kaya atau orang miskin, sama terkena kebijakan tersebut. Inilah yang juga menimpa makam Syaikh Nawawi.
Setelah kuburnya genap berusia satu tahun, datanglah petugas dari pemerintah kota untuk menggali kuburnya.
Tetapi yang terjadi adalah hal yang tak lazim.
Para petugas kuburan itu tak menemukan tulang belulang seperti biasanya.
Yang mereka temukan adalah satu jasad yang masih utuh. Tidak kurang satu apapun, tidak lecet atau tanda-tanda pembusukan seperti lazimnya jenazah yang telah lama dikubur.
Bahkan kain putih kafan penutup jasad beliau tidak sobek dan tidak lapuk sedikitpun.
Tentu saja kejadian ini mengejutkan para petugas. Mereka lari berhamburan mendatangi atasannya dan menceritakan apa yang telah terjadi.
Setelah diteliti,.. sang atasan kemudian menyadari bahwa makam yang digali itu bukan makam orang sembarangan.
Langkah strategis lalu diambil...Pemerintah melarang membongkar makam tersebut. Jasad beliau lalu dikuburkan kembali seperti sediakala.
Hingga sekarang makam beliau tetap berada di Ma?la, Mekah.
Demikianlah karamah Syaikh Nawawi al-Bantani al-Jawi. Tanah organisme yang hidup di dalamnya sedikitpun tidak merusak jasad beliau.
Kasih sayang Allah Ta�ala berlimpah pada beliau. Karamah Syaikh Nawawi yang paling tinggi akan kita rasakan saat kita membuka lembar demi lembar Tafs�r Mun�r yang beliau karang.
Kitab Tafsir fenomenal ini menerangi jalan siapa saja yang ingin memahami Firman Allah swt.
Begitu juga dari kalimat-kalimat lugas kitab fiqih, K�syifah al-Saj�, yang menerangkan syariat.
Begitu pula ratusan hikmah di dalam kitab Nash�ih al-�Ib�d. Serta ratusan kitab lainnya yang akan terus menyirami umat dengan cahaya abadi dari buah tangan beliau.
WAFAT
Masa selama 69 tahun mengabdikan dirinya sebagai guru Umat Islam telah memberikan pandangan-pandangan cemerlang atas berbagai masalah umat. Syaikh Nawawi wafat di Mekah pada tanggal 25 syawal 1314 H/ 1897 M.
Tapi ada pula yang mencatat tahun wafatnya pada tahun 1316 H/ 1899 M. Makamnya terletak di pekuburan Ma'la di Makkah.
Makam beliau bersebelahan dengan makam anak perempuan dari Sayyidina Abu Bakar , Asma? binti Ab� Bakar al-Sidd�q.
Beliau Salah satu Ulama besar Banten yang sangat terkenal bukan hanya di nusantara tapi sampai ke manca negara.
Beliau adalah SyeKh Nawawi al-Bantani al-Jawi sangat kesohor... Disebut al-Bantani karena beliau berasal dari Banten, Indonesia.
Beliau bukan ulama biasa, tapi memiliki intelektual yang sangat produktif menulis kitab, meliputi fiqih,.. tauhid,.. tasawwuf,.. tafsir,.. dan hadis. Jumlahnya tidak kurang dari 115 kitab.
Ada beberapa nama yang bisa disebut sebagai tokoh Kitab Kuning Indonesia. Sebut misalnya, Syekh Nawawi Al-Bantani.. Syekh Abdul Shamad Al-Palimbani, Syekh Yusuf Makasar,.. Syekh Syamsudin Sumatrani,.. Hamzah Fansuri, Nuruddin Al-Raniri,... Sheikh Ihsan Al-Jampesi, dan Syekh Muhammad Mahfudz Al-Tirmasi.
Mereka ini termasuk kelompok ulama yang diakui tidak hanya di kalangan pesantren di Indonesia, tapi juga di beberapa universitas di luar negeri.
Dari beberapa tokoh tadi, nama Syekh Nawawi Al-Bantani boleh disebut sebagai tokoh utamanya.
KELAHIRAN
Lahir dengan nama Ab� Abdul Mu�ti Muhammad Nawawi bin �Umar bin �Arabi.
Ulama besar ini hidup dalam tradisi keagamaan yang sangat kuat.
Konon ulama yang lahir di Kampung Tanara, sebuah desa kecil di kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Propinsi Banten
(Sekarang di Kampung Pesisir, desa Pedaleman Kecamatan Tanara depan Mesjid Jami� Syaikh Nawawi Bantani) pada tahun 1230 H atau 1813 M ini bernasab kepada keturunan Maulana Hasanuddin Putra Sunan Gunung Jati, Cirebon. Keturunan ke-11 dari Sultan Banten.
Nasab beliau melalui jalur ini sampai kepada Baginda Nabi Muhammad saw. Melalui keturunan Maulana Hasanuddin yakni Pangeran Suniararas, yang makamnya hanya berjarak 500 meter dari bekas kediaman beliau di Tanara, nasab Ahlul Bait sampai ke Syaikh Nawawi.
Ayah beliau seorang Ulama Banten, �Umar bin �Arabi, ibunya bernama Zubaedah.
PENDIDIKAN
Semenjak kecil beliau memang terkenal cerdas. Otaknya dengan mudah menyerap pelajaran yang telah diberikan ayahnya sejak umur 5 tahun. Pertanyaan2 kritisnya sering membuat ayahnya bingung.
Melihat potensi yang begitu besar pada putranya, pada usia 8 tahun sang ayah mengirimkannya keberbagai pesantren di Jawa.
Beliau mula-mula mendapat bimbingan langsung dari ayahnya, kemudian berguru kapada Kyai Sahal, Banten; setelah itu mengaji kepada Kyai Yusuf, Purwakarta.
Di usia beliau yang belum lagi mencapai 15 tahun, Syaikh Nawawi telah mengajar banyak orang.
Sampai kemudian karena karamahnya yang telah mengkilap sebelia itu, beliau mencari tempat di pinggir pantai agar lebih leluasa mengajar murid-muridnya yang kian hari bertambah banyak.
Pada usia 15 tahun beliau menunaikan haji dan berguru kepada sejumlah ulama terkenal di Mekah, seperti :
Syaikh Kh�tib al-Sambasi,.. Abdul Ghani Bima, Yusuf Sumbulaweni,..
�Abdul Ham�d Daghestani,.. Syaikh Sayyid Ahmad Nahrawi,..
Syaikh Ahmad Dimyati,.. Syaikh Ahmad Zaini Dahlan,.. Syaikh Muhammad Khatib Hambali,.. dan Syaikh Junaid Al-Betawi.
Tapi guru yang paling berpengaruh adalah Syaikh Sayyid Ahmad Nahrawi,
Syaikh Junaid Al-Betawi dan Syaikh Ahmad Dimyati, ulama terkemuka di Mekah. Lewat ketiga Syaikh inilah karakter beliau terbentuk.
Selain itu juga ada dua ulama lain yang berperan besar mengubah alam pikirannya, yaitu Syaikh Muhammad Kh�tib dan Syaikh Ahmad Zaini Dahlan, ulama besar di Medinah.
Setelah merasa bekal ilmunya cukup, segeralah ia kembali ke tanah air. Ia lalu mengajar dipesantren ayahnya. Namun, kondisi tanah air agaknya tidak menguntungkan pengembangan ilmunya.
Saat itu, hampir semua ulama Islam mendapat tekanan dari penjajah Belanda. Keadaan itu tidak menyenangkan hati Nawawi.
Lagi pula, keinginannya menuntut ilmu di negeri yang telah menarik hatinya, begitu berkobar....Akhirnya, kembalilah Syekh Nawawi ke Tanah Suci.
Kecerdasan dan ketekunannya mengantarkan ia menjadi salah satu murid yang terpandang di Masjidil Haram.
Ketika Syekh Ahmad Khatib Sambas uzur menjadi Imam Masjidil Haram, Nawawi ditunjuk menggantikannya.
Sejak saat itulah ia menjadi Imam Masjidil Haram dengan panggilan Syekh Nawawi al-Jawi.
Selain menjadi Imam Masjid, ia juga mengajar dan menyelenggarakan halaqah (diskusi ilmiah) bagi murid-muridnya yang datang dari berbagai belahan dunia.
Laporan Snouck Hurgronje, orientalis yang pernah mengunjungi Mekkah ditahun 1884-1885 menyebut, Syekh Nawawi setiap harinya sejak pukul 07.30 hingga 12.00 memberikan tiga perkuliahan sesuai dengan kebutuhan jumlah muridnya.
Di antara muridnya yang berasal dari Indonesia adalah :
KH. Kholil Madura,.
K.H. Asnawi Kudus,...
K.H. Tubagus Bakri,....
KH. Arsyad Thawil dari Banten dan KH. Hasyim Asy�ari dari Jombang.
Mereka inilah yang kemudian hari menjadi ulama-ulama terkenal di tanah air.
Sejak 15 tahun sebelum kewafatannya, Syekh Nawawi sangat giat dalam menulis buku.
Akibatnya, ia tidak memiliki waktu lagi untuk mengajar.
Beliau termasuk penulis yg produktif dalam melahirkan kitab-kitab mengenai berbagai persoalan agama.
Paling tidak 34 karya Syekh Nawawi tercatat dalam Dictionary of Arabic Printed Books karya Yusuf Alias Sarkis.
Beberapa kalangan lainnya malah menyebut karya-karyanya mencapai lebih dari 100 judul, meliputi berbagai disiplin ilmu, seperti tauhid, ilmu kalam, sejarah, syari�ah, tafsir, dan lainnya. Di antara kitab yang ditulisnya dan mu�tabar (diakui secara luas)
Dikenal sebagai ulama dan pemikir yg memiliki pandangan dan pendirian yang khas, Syekh Nawawi amat konsisten dan berkomitmen kuat bagi perjuangan umat Islam.
Namun demikian, dalam menghadapi pemerintahan kolonial Hindia Belanda, ia memiliki caranya tersendiri.
Syekh Nawawi misalnya, tidak agresif dan reaksioner dalam menghadapi kaum penjajah. Tapi, itu tak berarti ia kooperatif dengan mereka.
Syekh Nawawi tetap menentang keras kerjasama dgn kolonial dalam bentuk apapun. Ia lebih suka memberikan perhatian kepada dunia ilmu dan para anak didiknya serta aktivitas dalam rangka menegakkan kebenaran dan agama Allah SWT.
Dalam bidang syari�at Islamiyah,... Syekh Nawawi mendasarkan pandangannya pada dua sumber inti Islam, Alquran dan Al-Hadis.. selain juga ijma�qiyas. Empat pijakan ini seperti yang dipakai pendiri Mazhab Syafi�iyyah, yakni Imam Syafi�i.
Mengenai ijtihad dan taklid (mengikuti salah satu ajaran), Syekh Nawawi berpendapat, bahwa yang termasuk mujtahid (ahli ijtihad) mutlak adalah ,: Imam Syafi�i,... Hanafi,... Hanbali,... dan Maliki.
Bagi keempat ulama itu, katanya, haram bertaklid, sementara selain mereka wajib bertaklid kepada salah satu keempat imam mazhab tersebut.
Pandangannya ini mungkin agak berbeda dengan kebanyakan ulama yang menilai pintu ijtihad tetaplah terbuka lebar sepanjang masa.
Barangkali, bila dalam soal mazhab fikih, memang keempat ulama itulah yg patut diikuti umat Islam kini.
Apapun, umat Islam patut bersyukur pernah memiliki ulama dan guru besar keagamaan seperti Syekh Nawawi Al-Bantani.
KARYA-KARYA
Kepakaran beliau tidak diragukan lagi. Ulama asal Mesir, Syaikh 'Umar 'Abdul Jabb�r dalam kitabnya "al-Dur�s min M�dhi al-Ta�l�m wa Hadlirih bi al-Masjidil al-Har�m� (beberapa kajian masa lalu dan masa kini tentang Pendidikan Masa kini di Masjidil Haram) menulis bahwa Syaikh Nawawi sangat produktif menulis hingga karyanya mencapai seratus judul lebih, meliputi berbagai disiplin ilmu. Banyak pula karyanya yang berupa syarah atau komentar terhadap kitab-kitab klasik.
Sebagian dari karya-karya Syaikh Nawawi di antaranya adalah sebagai berikut:
al-Tsam�r al-Y�ni�ah syarah al-Riy�dl al-Bad�ah
al-�Aqd al-Tsam�n syarah Fath al-Mub�n
Sullam al-Mun�jah syarah Saf�nah al-Shal�h
Bahjah al-Was�il syarah al-Ris�lah al-J�mi�ah bayn al-Us�l wa al-Fiqh wa al-Tasawwuf
al-Tausy�h/ Quwt al-Hab�b al-Ghar�b syarah Fath al-Qar�b al-Muj�b
Nih�yah al-Zayyin syarah Qurrah al-�Ain bi Muhimm�h al-D�n
Mar�qi al-�Ub�diyyah syarah Matan Bid�yah al-hid�yah
Nash�ih al-�Ib�d syarah al-Manbah�tu �ala al-Isti�d�d li yaum al-Mi��d
Sal�lim al-Fadhl�? syarah Mandh�mah Hid�yah al-Azkiy�?
Q�mi�u al-Thugy�n syarah Mandh�mah Syu�bu al-Im�n
al-Tafsir al-Mun�r li al-Mu��lim al-Tanz�l al-Mufassir �an wuj�h mah�sin al-Ta?wil musamm� Mur�h Lab�d li Kasyafi Ma�n� Qur?an Maj�d
Kasyf al-Mar�thiyyah syarah Matan al-Jurumiyyah
Fath al-Gh�fir al-Khathiyyah syarah Nadham al-Jurumiyyah musamm� al-Kaw�kib al-Jaliyyah
Nur al-Dhal�m �ala Mandh�mah al-Musamm�h bi �Aq�dah al-�Aww�m
Tanq�h al-Qaul al-Hats�ts syarah Lub�b al-Had�ts
Mad�rij al-Shu��d syarah Maulid al-Barzanji
Targh�b al-Must�q�n syarah Mandh�mah Maulid al-Barzanj�
Fath al-Shamad al ��lam syarah Maulid Syarif al-�An�m
Fath al-Maj�d syarah al-Durr al-Far�d
T�j�n al-Dar�ry syarah Matan al-Baij�ry
Fath al-Muj�b syarah Mukhtashar al-Khath�b
Mur�qah Shu��d al-Tashd�q syarah Sulam al-Tauf�q
K�syifah al-Saj� syarah Saf�nah al-Naj�
al-Fut�h�h al-Madaniyyah syarah al-Syu�b al-�m�niyyah
�Uq�d al-Lujain fi Bay�n Huq�q al-Zaujain
Qathr al-Ghais syarah Mas�il Ab� al-Laits
Naq�wah al-�Aq�dah Mandh�mah fi Tauh�d
al-Nahjah al-Jayyidah syarah Naq�wah al-�Aq�dah
Sul�k al-J�dah syarah Lam�ah al-Maf�dah fi bay�n al-Jumu�ah wa almu��dah
Hilyah al-Shiby�n syarah Fath al-Rahman
al-Fush�sh al-Y�qutiyyah �ala al-Raudlah al-Bah�yyah fi Abw�b al-Tashr�fiyyah
al-Riy�dl al-Fauliyyah
Mishb�h al-Dhal�m�ala Minhaj al-Atamma fi Tabw�b al-Hukm
Dzariyy�ah al-Yaq�n �ala Umm al-Bar�h�n fi al-Tauh�d
al-Ibr�z al-D�niy fi Maulid Sayyidina Muhammad al-Sayyid al-Adn�ny
Baghyah al-�Aww�m fi Syarah Maulid Sayyid al-An�m
al-Durrur al-Bahiyyah fi syarah al-Khash�ish al-Nabawiyyah
Lub�b al-bayy�n fi �Ilmi Bayy�n.
Karya tafsirnya, al-Mun�r, sangat monumental, bahkan ada yang mengatakan lebih baik dari Tafs�r Jal�lain, karya Im�m Jal�ludd�n al-Suy�thi dan Im�m Jal�ludd�n al-Mah�lli yang sangat terkenal itu.
Sementara K�syifah al-Saj� syarah merupakan syarah atau komentar terhadap kitab fiqih Saf�nah al-Naj�, karya Syaikh S�lim bin Sumeir al-Hadhramy.
Para pakar menyebut karya beliau lebih praktis ketimbang matan yang dikomentarinya.
Karya-karya beliau di bidang Ilmu Akidah misalnya T�j�n al-Dar�ry, N�r al-Dhalam, Fath al-Maj�d. Sementara dalam bidang Ilmu Hadits misalnya Tanqih al-Qaul.
Karya-karya beliau di bidang Ilmu Fiqih yakni Sullam al-Mun�jah, Nih�yah al-Zain, K�syifah al-Saj�. Adapun Q�mi�u al-Thugy�n, Nash�ih al-�Ib�d dan Minh�j al-Raghibi merupakan karya tasawwuf.
Ada lagi sebuah kitab fiqih karya beliau yang sangat terkenal di kalangan para santri pesantren di Jawa, yaitu Syarah �Uq�d al-Lujain fi Bay�n Huq�q al-Zaujain.
Hampir semua pesantren memasukkan kitab ini dalam daftar paket bacaan wajib, terutama di Bulan Ramadhan. Isinya tentang segala persoalan keluarga yang ditulis secara detail.
Hubungan antara suami dan istri dijelaskan secara rinci.
Kitab yang sangat terkenal ini menjadi rujukan selama hampir seabad.
Tapi kini, seabad kemudian kitab tersebut dikritik dan digugat, terutama oleh kalangan muslimah.
Mereka menilai kandungan kitab tersebut sudah tidak cocok lagi dengan perkembangan masa kini.
Tradisi syarah atau komentar bahkan kritik mengkritik terhadap karya beliau, tentulah tidak mengurangi kualitas kepakaran dan intelektual beliau.
KARAMAH BELIAU
Konon, pada suatu
waktu pernah beliau mengarang kitab dengan menggunakan telunjuk beliau sebagai lampu, saat itu dalam sebuah perjalanan.
Karena tidak ada cahaya dalam syuqduf yakni rumah-rumahan di punggung unta, yang beliau diami, sementara aspirasi tengah kencang mengisi kepalanya.
Syaikh Nawawi kemudian berdoa memohon kepada Allah Ta�ala agar telunjuk kirinya dapat menjadi lampu menerangi jari kanannya yang untuk menulis.
Kitab yang kemudian lahir dengan nama Mar�qi al-�Ubudiyyah syarah Matan Bid�yah al-Hidayah itu harus dibayar beliau dengan cacat pada jari telunjuk kirinya.
Cahaya yang diberikan Allah pada jari telunjuk kiri beliau itu membawa bekas yang tidak hilang.
Karamah beliau yang lain juga diperlihatkannya di saat mengunjungi salah satu masjid di Jakarta yakni Masjid Pekojan.
Masjid yang dibangun oleh salah seorang keturunan cucu Rasulullah SAW.. Sayyid Utsm�n bin �Ag�l bin Yahya al-�Alawi, Ulama dan Mufti Betawi
(sekarang ibukota Jakarta), itu ternyata memiliki kiblat yang salah.
Padahal yang menentukan kiblat bagi mesjid itu adalah Sayyid Utsm�n sendiri.
Tak ayal , saat seorang anak remaja yang tak dikenalnya menyalahkan penentuan kiblat,... kagetlah Sayyid Utsm�n.
Diskusipun terjadi dengan seru antara mereka berdua.
Sayyid Utsm�n tetap berpendirian kiblat Mesjid Pekojan sudah benar. Sementara Syaikh Nawawi remaja berpendapat arah kiblat mesti dibetulkan. Saat kesepakatan tak bisa diraih karena masing-masing mempertahankan pendapatnya dengan keras,
Syaikh Nawawi remaja menarik lengan baju lengan Sayyid Utsm�n.
Dirapatkan tubuhnya agar bisa saling mendekat.
�Lihatlah Sayyid!, itulah Ka?bah tempat Kiblat kita. Lihat dan perhatikanlah! Tidakkah Ka?bah itu terlihat amat jelas..? Sementara Kiblat masjid ini agak kekiri. Maka perlulah kiblatnya digeser ke kanan agar tepat menghadap ke Ka?bah". Ujar Syaikh Nawawi remaja.
Sayyid Utsm�n termangu. Ka?bah yang ia lihat dengan mengikuti telunjuk Syaikh Nawawi remaja memang terlihat jelas.
Sayyid Utsm�n merasa takjub dan menyadari , remaja yang bertubuh kecil di hadapannya ini telah dikaruniai kemuliaan, yakni terbukanya nur basyariyyah. Dengan karamah itu, di manapun beliau berada Ka?bah tetap terlihat.
Dengan penuh hormat, Sayyid Utsm�n langsung memeluk tubuh kecil beliau. Sampai saat ini, jika kita mengunjungi Masjid Pekojan akan terlihat kiblat digeser, tidak sesuai aslinya.
Telah menjadi kebijakan Pemerintah Arab Saudi bahwa orang yang telah dikubur selama setahun kuburannya harus digali. Tulang belulang si mayat kemudian diambil dan disatukan dengan tulang belulang mayat lainnya. Selanjutnya semua tulang itu dikuburkan di tempat lain di luar kota.
Lubang kubur yang dibongkar dibiarkan tetap terbuka hingga datang jenazah berikutnya terus silih berganti.
Kebijakan ini dijalankan tanpa pandang bulu. Siapapun dia, pejabat atau orang biasa, saudagar kaya atau orang miskin, sama terkena kebijakan tersebut. Inilah yang juga menimpa makam Syaikh Nawawi.
Setelah kuburnya genap berusia satu tahun, datanglah petugas dari pemerintah kota untuk menggali kuburnya.
Tetapi yang terjadi adalah hal yang tak lazim.
Para petugas kuburan itu tak menemukan tulang belulang seperti biasanya.
Yang mereka temukan adalah satu jasad yang masih utuh. Tidak kurang satu apapun, tidak lecet atau tanda-tanda pembusukan seperti lazimnya jenazah yang telah lama dikubur.
Bahkan kain putih kafan penutup jasad beliau tidak sobek dan tidak lapuk sedikitpun.
Tentu saja kejadian ini mengejutkan para petugas. Mereka lari berhamburan mendatangi atasannya dan menceritakan apa yang telah terjadi.
Setelah diteliti,.. sang atasan kemudian menyadari bahwa makam yang digali itu bukan makam orang sembarangan.
Langkah strategis lalu diambil...Pemerintah melarang membongkar makam tersebut. Jasad beliau lalu dikuburkan kembali seperti sediakala.
Hingga sekarang makam beliau tetap berada di Ma?la, Mekah.
Demikianlah karamah Syaikh Nawawi al-Bantani al-Jawi. Tanah organisme yang hidup di dalamnya sedikitpun tidak merusak jasad beliau.
Kasih sayang Allah Ta�ala berlimpah pada beliau. Karamah Syaikh Nawawi yang paling tinggi akan kita rasakan saat kita membuka lembar demi lembar Tafs�r Mun�r yang beliau karang.
Kitab Tafsir fenomenal ini menerangi jalan siapa saja yang ingin memahami Firman Allah swt.
Begitu juga dari kalimat-kalimat lugas kitab fiqih, K�syifah al-Saj�, yang menerangkan syariat.
Begitu pula ratusan hikmah di dalam kitab Nash�ih al-�Ib�d. Serta ratusan kitab lainnya yang akan terus menyirami umat dengan cahaya abadi dari buah tangan beliau.
WAFAT
Masa selama 69 tahun mengabdikan dirinya sebagai guru Umat Islam telah memberikan pandangan-pandangan cemerlang atas berbagai masalah umat. Syaikh Nawawi wafat di Mekah pada tanggal 25 syawal 1314 H/ 1897 M.
Tapi ada pula yang mencatat tahun wafatnya pada tahun 1316 H/ 1899 M. Makamnya terletak di pekuburan Ma'la di Makkah.
Makam beliau bersebelahan dengan makam anak perempuan dari Sayyidina Abu Bakar , Asma? binti Ab� Bakar al-Sidd�q.
0 komentar:
Posting Komentar